Ia menyelesaikan pendidikan di Sekolah Juru Rawat pada tahun 1935 dan bekerja sebagai pegawai pemerintah Belanda. Ia sangat gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan Papua sehingga sering berurusan dengan aparat keamanan Belanda dalam memerangi kolonialisme Belanda dan pada akhirnya dipenjarakan di Jayapura karena memengaruhi Batalyon Papua untuk memberontak.
Semasa menjalani masa tahanan di Serui, Silas berkenalan dengan Dr. Sam Ratulangi, Gubernur Sulawesi yang diasingkan oleh Belanda ke tempat tersebut. Perkenalannya tersebut semakin menambah keyakinan ia bahwa Papua harus bebas dan bergabung dengan Republik Indonesia. Akhirnya, ia mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII). Akibatnya kembali ditangkap oleh Belanda dan dipenjarakan di Biak. Namun kemudian melarikan diri menuju Yogyakarta.
Pada bulan Oktober 1949, ia mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta dalam rangka membantu pemerintah Republik Indonesia untuk memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah RI.
RIWAYAT PERJUANGAN
29 September 1945, Silas Papare dengan bimbingan ex Digulis Harjono dan Suprapto membentuk Komite Indonesia Merdeka ( KIM ) untuk menghimpun kekuatan dan mengatur gerak langkah perjuangan selanjutnya. Tujuannya membela dan mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945 serta menangani pemulangan para tawanan.
Desember 1945 bersama-sama dengan Marthen Indey, Cornelis Krey dapat mempengaruhi Batalyon Papua (bentukan tentara Sekutu) untuk berontak terhadap Belanda tujuannya untuk mewujudkan Kemerdekaan bagi Irian Barat Rencana tersebut dapat diketahui Belanda, sehingga mendatangkan bantuan dari Rabaul (Papua Timur). Akhirnya Silas Papare dan Marthen Indey ditangkap dan dipenjara di Holandia (Jayapura).
Tanggal 23 November 1946 mendirikan Partai Kemerdekaan Irian dimana Silas Papare sebagai Ketua Umum. Karena Partai ini tidak disenangi Pemerintah Belanda, Silas Papare ditangkap dan dipenjarakan di Biak. Atas Undangan Pemerintah RI sebagai Partai Kemerdekaan Irian di Serui datan ke Yogyakarta untuk menjadi delegasi RI dalam koperasi Meja Bundar (KMB) di Den Haag. Silas Papare bersama-sama dengan teman-temannya membentuk Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta.
Membentuk Kompi Irian 17 di Markas Besar Angkatan Darat untuk mendukung politik Pemerintah di forum Internasional dalam usaha pengembalian Irian Barat ke pangkuan Republik Indonesia pada tahun 1951.
Membentuk Biro Irian di Jakarta pada tahun 1945 dan Silas Papare ditetapkan sebagai Komisaris I (Keppres RI No. 53 tahun 1945 tanggal 17 Pebruari 1954). Membentuk Propinsi Irian Barat di Jakarta sebagai pemerintah tandingan Pemerintah Belanda di Irian Barat.
Ditunjuk Pemerintah pada tahun 1962 mewakili Irian Barat duduk sebagai anggota-anggota delegasi Republik Indonesia dalam perundingan di New York dimana ditandatangani “New York Agreement” yang merupakan persetujuan Belanda pengembalian Irian kepangkuan Republik Indonesia Persetujuan diplomasi adalah merupakan kemenangan Republik Indonesia setelah dilakukan perjuangan physik/militer Trikora.
Jasa lain Silas Papare adalah merupakan pelopor/penganjur/teladan atas anjurannya “I Love Indonesia”, cinta tanah air Indonesia nasionalisme yang mulia dikembangkan di Bumi Irian.
Atas jasa dan perjuangannya, Pemerintah RI menganugerahi gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI No. 077/TK/Tahun 1993 tanggal 14 September 1993.